Kuau bergaris ganda

Hewan seperti burung merak ini bernama latin Argusianus bipunctatus, yang termasuk dalam jenis unggas. Hewan ini tersebar dari Sumatra hingga Jawa pada zaman dahulu.

Meskipun bukit keberadaannya sangat sedikit, beberapa bulu yang ditemukan dikirim ke London untuk diteliti. Hingga akhirnya, International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyatakan jika kuau bergaris ganda masuk dalam kategori hewan yang telah punah.

Baca Juga: 9 Cara Unik Hewan Mendinginkan Tubuh saat Gerah, Malah Peluk Pohon?

Dilansir World Wide Fund for Nature (WWF), setiap tahun, ada sekitar 10 ribu spesies hilang selamanya dari muka Bumi. Data tersebut menggambarkan jika hewan punah di dunia telah ada di level yang sangat mengkhawatirkan.

Tak hanya di dunia, di Indonesia pun sudah banyak hewan punah yang kini tak lagi bisa kita temui. Berikut adalah beberapa hewan asli Indonesia yang sudah punah yang tak akan pernah kita lihat lagi wujudnya.

Baca Juga: 5 Hewan Paling Malas di Dunia, Ada Panda hingga Koala

Tikus pohon verhoeven

Masih membahas soal hewan endemik Pulau Flores yang juga serumpun dengan tikus di Pulau Flores, terdapat satu lagi jenis tikus yang telah dinyatakan punah yaitu tikus pohon verhoeven atau dikenal dengan nama latin Papagomys theodorverhoeveni.

Banyak pakar meyakini jika binatang ini telah punah sekitar 1500 SM, tapi IUCN menyatakan hewan pengerat ini punah pada 1996 lalu. Jika kamu penasaran seperti apa bentuknya, tikus ini berukuran sangat besar dibandingkan tikus pada umumnya, lho!

Baca Juga: 5 Hewan Marsupial, Ternyata Ada Dua di Indonesia

Hewan asli Indonesia yang sudah punah ini mempunyai nama latin Panthera tigris sondaica yang sudah punah sejak 1980-an. Padahal, hewan karnivor ini banyak sekali ditemui. Namun, pada 1950-an, jumlahnya mulai berkurang karena habitatnya difungsikan sebagai lahan pertanian oleh orang Jawa.

Harimau jawa seperti harimau pada umumnya. Harimau jawa jantan memiliki berat yang lebih besar ketimbang betina, yaitu memiliki panjang sekitar 2,34 meter dan berat 100--141 kilogram. Sementara, betinanya memiliki panjang sekitar 2,43 meter dengan berat 100--141 kilogram.

Masih satu rumpun dengan harimau penghuni asli Pulau Jawa, harimau bali yang memiliki nama latin Panthera tigris balica ini menjadi hewan asli Indonesia yang sudah punah terakhir dan tidak akan pernah bisa kamu temui lagi saat ini.

Harimau penghuni asli Pulau Bali ini menjadi target perburuan besar-besaran oleh penduduk sekitar yang mengincar kulitnya untuk dijual. Secara resmi, pemerintah menyatakan harimau bali punah pada 27 September 1937.

Semoga hal ini tidak terjadi ke harimau sumatra yang serumpun dengan harimau jawa dan harimau bali, ya. Jumlah Harimau Sumatra sendiri kini semakin sedikit. Adapun, beberapa hewan lain yang telah dinyatakan hampir punah, yaitu pesut mahakam, badak bercula satu, burung maleo, dan masih banyak lagi.

Mari bersama kita menjaga dan peduli akan kelestarian hewan liar. Kutuk keras aksi perburuan liar sebagai bentuk dukungan kita untuk membantu pemerintah melestarikan hewan yang dinyatakan akan segera punah.

Baca Juga: 7 Hewan Ini Terancam Punah karena Sering Diburu Manusia, Menyedihkan!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Kepunahan hewan dapat disebabkan oleh berbagai hal. Namun, saat ini aktivitas manusialah yang menyebabkan beberapa hewan sudah punah. Misalnya, perusakan habitat karena perluasan lahan pertanian dan penebangan hutan. Dua aktivitas manusia tersebut merupakan penyebab utama beberapa hewan sudah punah.

Di samping itu, masih ada beberapa penyebab lain kepunahan pada hewan, seperti adanya serangan asteroid, polusi, masuknya spesies asing, kekurangan makanan, dan penangkapan ikan atau perburuan yang berlebihan. Ada beberapa hewan yang sudah punah. Kita dan keturunan kita saat ini hanya bisa menyaksikan hewan tersbeut dalam gambar atau foto.

Artikel terkait: 10 Hewan Paling Ramah di Dunia, Manis dan Menggemaskan!

Daftar Hewan yang Sudah Punah di Dunia

Berikut ini beberapa hewan yang sudah punah, seperti dilansir dari One Kind Planet.

Tikus hidung panjang flores

Tikus hidung panjang flores memang memiliki bentuk hidung yang panjang tidak seperti tikus pada umumnya yang kita temui saat ini. Memiliki nama latin Paulamys naso, hewan pengerat ini diyakini adalah penghuni Pulau Flores.

Hal ini berdasarkan pada penemuan fosil di beberapa wilayah di Pulau Flores pada 1981. Sekitar tahun tersebut, banyak juga laporan dari masyarakat sekitar terkait keberadaan hewan pengerat tersebut di sekitar Hutan Montane, Flores Barat. Namun, kini keberadaannya tidak pernah terlihat lagi hingga diperkirakan telah punah.

Baca Juga: 6 Hewan yang Berubah Warna Jadi Putih Ketika Musim Dingin, Apa Saja?

Masih satu rumpun dengan tikus hidung panjang flores, flores cave rat atau tikus gua flores juga diyakini telah punah sejak lama. Keberadaan hewan pengerat dengan nama latin Spaleomys florensis ini diketahui dari beberapa subfosil yang tersebar di banyak gua di Pulau Flores.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Baca Juga: Belum Punah, 5 Mitos Seputar Dinosaurus yang Dipercaya Banyak Orang

Hewan yang Sudah Punah

Sebenarnya, di alam bebas masih banyak lagi hewan yang sudah punah sebelum sempat dicatat, dipelajari, dan diketahui secara ilmiah, Moms.

Banyak spesies hewan yang sudah punah jauh dari masa sekarang, sehingga banyak juga di antara kita yang tak sempat melihat wujud mereka.

Alhasil, anak-cucu kita tidak bisa melihat keberadaan mereka juga.

Lalu, apa saja hewan yang sudah punah? Simak penjelasan berikut ini untuk mengedukasi anak ya, Moms!

Foto: Harimau Jawa (dw.com)

Seperti namanya, harimau Jawa atau harimau loreng merupakan karnivora terbesar yang pernah hidup di Pulau Jawa.

Keberadaan hewan ini terakhir terlihat di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur pada tahun 1976.

Harimau jawa secara ilmiah sudah dinyatakan punah sejak 1980-an oleh International Union for Conservation Nature (IUCN).

Dikutip dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY, ada beberapa hal terkait perbuatan manusia yang membuat hewan ini punah.

Seperti kurang baiknya dalam menangani konservasi membuat hewan eksotis ini punah.

Selain itu, desakan manusia yang membuat pemukiman baru juga menyebabkan habitat hewan ini terus menghilang.

Ditambah lagi, perburuan terhadap hewan ini secara masif membuat keberadaan harimau Jawa sudah semakin langka bahkan punah.

Baca juga: Simak 14 Kumpulan Hewan Lucu yang Tersebar di Dunia, Ada yang Hampir Punah!

Foto: Quangga Hewan yang Sudah Punah (thehorse.com)

Quagga (Equus Quagga Quagga) merupakan kerabat dekat dari kuda dan zebra.

Hewan ini memliki tubuh berwarna coklat kekuningan dengan garis-garis hanya pada kepala, leher dan bahu. Sementara warna kaki pucat.

Quagga adalah satwa endemik daerah gurun dari benua Afrika yang akhirnya punah di alam liar pada 1870-an.

Quagga terakhir berada di kandang di sebuah kebun binatang di Inggris pada tahun 1880-an hingga akhirnya mati.

Satwa cantik ini telah diburu secara brutal oleh petani lokal maupun pemukiman pendatang di Afrika Selatan untuk diambil daging dan kulitnya.

Awalnya, Quagga ini hanya dianggap sebagai Zebra Burchell betina, atau zebra hasil kawin silang.

Oleh karenanya, para pemburu tidak berhenti memburunya sampai akhirnya menyadari bahwa zebra ini adalah spesies tersendiri.

Namun, semuanya sudah terlambat hingga akhirnya Quagga punah.

Baca juga: Mengenal Berbagai Jenis Hewan Endemik Khas Indonesia;

Foto: Stellers Sea Cow (animaldiversity.org)

Sapi laut atau Steller's Sea Cow merupakan mamalia herbivora yang berukuran besar.

Nama mamalia ini berasal dari Jerman Georg Steller yang pertama kali melaporkan keberadaan hewan eksotis ini pada tahun 1741.

Dipercaya, hewan ini bisa tumbuh hingga 8-9 meter dan beratnya bisa mencapai 8-10 ton, Moms!

Habitat hewan ini berada di Kepulauan Commander, yang terletak di antara pulau Copper dan Bering, di antara Alaska dan Rusia.

Hewan mamalia ini termasuk jinak dan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk makan rumput laut.

Namun, hewan ini tidak bisa bertahan karena keganasan manusia.

Mamalia air raksasa berwajah seperti anjing laut dan berekor seperti lumba-lumba ini diburu hingga punah.

Foto: Monyet Merah (rewild.org)

Red Colobus Miss Waldron atau monyet merah berukuran hewan berukuran sedang yang dianggap punah sejak awal tahun 2000-an.

Hewan ini hidup di perbatasan antara Ghana dengan Pantai Gading dan merupakan hewan yang unik karena tidak memiliki jempol.

Hewan ini biasanya hidup secara bergerombol di atas kanopi pepohonan yang tinggi.

Namun, mereka harus mengubah cara bertahan hidup karena penebangan hutan besar-besaran oleh manusia.

Oleh karenanya, gerombolan mereka semakin mengecil. Hingga akhirnya mereka lebih lemah dalam menghadapi pemangsa di hutan.

Mereka juga akhirnya punah disebabkan oleh kelemahan genetik akibat perkawinan sedarah.

Foto: Mamut Hewan yang Sudah Punah (euronews.com)

Mamut merupakan genus gajah purba dan merupakan hewan yang sudah punah.

Ukuran tubuhnya lebih besar dibandingkan gajah normal yang saat ini ada di dunia.

Makhluk ini memiliki tinggi lebih dari 4 meter dan beratnya bisa lebih dari 6 ton.

Mereka berbulu dan taring melengkung bisa tumbuh mencapai panjang 5 meter.

Hewan yang sudah punah ini sudah tidak ada di Bumi akibat perburuan oleh manusia dan hilangnya habitat mereka melalui perubahan iklim.

Populasi mamut berbulu terakhir yang terisolasi diyakini telah menghilang dari Pulau Wrangel di Samudra Arktik sekitar tahun 1700 SM.

Mereka hidup dalam masa Pleistosen sejak 1,6 juta tahun lalu sampai sekitar 10.000 tahun lalu.

Baca juga: Mengenal Karakteristik Hewan Berdarah Dingin dan Hewan Berdarah Panas

Foto: Bison Kaukasus (flickr.com) (Orami Photo Stocks)

Bison Bonasus Caucasicus merupakan subspesies bison Eropa yang habitatnya berada di pegunungan Kaukasus yang memanjang di Eropa Timur pada abad ke-17.

Habitat satwa besar in berada di kawasan luas area Kaukasus Barat.

Saat manusia mulai banyak bermukim di sekitar habitatnya di abad ke-19, populasinya berkurang hingga tersisa sepersepuluh dari jumlahnya pada 2 abad sebelumnya.

Pada tahun 1860, diketahui bahwa populasinya masih ada sekitar 2000-an.

Namun, pada tahun 1917 jumlahnya drastis dan hanya tersisa 500-an, lalu berkurang lagi di tahun 1921 menjadi 50-an saja.

Meski begitu, perburuan terhadap hewan ini tak berhenti yang akhirnya 3 bison terakhir ditembak mati pada tahun 1927.

Foto: Serigala Falkland (sci-news.com)

Serigala Kepulauan Falkland (Dusicyon Australis) merupakan satu-satunya hewan mamalia darat asli Kepulauan Falkland, atau Kepulauan Malvinas.

Malvins merupakan kawasan terpencil 500 km di sebelah timur daratan Argentina.

Serigala Falkland memiliki bulu berwarna kuning kecokelatan dan ujung ekornya berwarna putih.

Pada tahun 1876 satwa terakhirnya ditemukan mati di kawasan barat Kepulauan Falkland.

Spesies ini merupakan satu-satunya spesies modern yang masuk dalam genus Dusicyon.

Genus ini adalah genus yang paling dekat dengan hewan seperti Lycalopex, termasuk Culpeo, yang dibawa ke Kepulauan Falkland pada zaman modern.

Baca Juga: Laju kepunahan berbagai spesies semakin menakutkan. Tidak heran, jumlah hewan yang sudah punah kian meningkat.

Hilangnya satu per satu spesies dari muka bumi mengartikan berkurangnya satu per satu kekayaan ragam hayati yang ada di alam.

Pada akhirnya, kerusakan alam dan hilangnya spesies tidak bisa kembali seperti semula.

Para ahli bahkan memperkirakan bahwa setiap tahunnya, puluhan bahkan ratusan spesies punah di alam liar.

Kepunahan beberapa hewan juga disebabkan oleh berbagai faktor, terutama intervensi manusia lewat perburuan maupun perusakan habitat aslinya.

Baca Juga: Mengenal Ciri dan Karakteristik Hewan Mamalia, dan 15 Contoh Hewannya

Moms, itulah tadi beberapa hewan yang sudah punah dan tidak bisa kita lihat lagi.

Semoga informasi tadi bisa membantu Moms meningkatkan pengetahuan Si Kecil, ya. Semoga bermanfaat!

Tak heran jika hiu megalodon dijuluki sebagai hewan penguasa lautan. Sebabnya, hampir seluruh makhluk laut menakuti hiu raksasa yang satu ini. Namun siapa sangka, hiu yang begitu ganas ini telah punah lho, detikers.

Hiu megalodon atau Otodus megalodon yang artinya gigi besar, merupakan hiu prasejarah terbesar yang pernah hidup di lautan. Selain bisa tumbuh hingga 18 meter atau 60 kaki, ikan raksasa purba ini juga memiliki rahang selebar 3 meter dengan total 276 gigi tajamnya. Bukan main besarnya!

Setelah bertahun-tahun menghilang dari lautan dan menjadi sebuah misteri, kini para ilmuwan telah menemukan titik terang. Hiu megalodon pun dinyatakan telah punah sekitar tiga juta tahun yang lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyebab punahnya hiu megalodon pun kian masih menjadi tanda tanya. Lantas, kenapa hiu megalodon bisa punah? Untuk mengetahui jawabannya. Yuk, simak penjelasannya di artikel berikut ini.

Hasil studi yang mempelajari fosil gigi dari raksasa laut mengungkap bahwa adanya persaingan antara predator ganas lainnya seperti para leluhur hiu putih besar, ditengarai menjadi salah satu penyebab punahnya hiu megalodon ini.

Lantaran keduanya terus bersaing demi mendapatkan mangsa untuk dimakan. Lama-kelamaan, mangsa kedua ikan tersebut mulai menipis. Kemudian disusul oleh hilangnya habitat mereka akibat perubahan permukaan laut.

Perlu untuk diketahui, hiu putih besar memiliki suhu tubuh sekitar 20 hingga 30 derajat celsius. Sedangkan suhu tubuh hiu megalodon mencapai 35 sampai 40 derajat celsius.

Hasil itu menunjukkan bahwa suhu tubuh hiu megalodon jauh lebih tinggi daripada hiu putih besar. Dengan begitu, megalodon memiliki metabolisme yang aktif sehingga hewan purba ini memerlukan banyak makanan.

Sangat disayangkan, ketika terjadi perubahan iklim yang mulai menghangat, semua mangsa hiu megalodon bergerak menuju permukaan yang lebih tinggi dan lebih dingin.

"Perubahan iklim yang berpadu dengan pergeseran tempat tinggal hewan-hewan laut menjadi 'senjata' kepunahan bagi hiu terbesar yang pernah ada di Bumi ini," kata Griffiths yang dilansir dari National Geographic, Kamis (29/12/2022).

Dengan demikian, hal tersebut membuat hiu megalodon kelaparan karena langkanya mangsa untuk dimakannya dan mulai munculnya pesaing dengan ikan predator lainnya yang mendorong hiu megalodon berakhir punah.

Badak Hitam Afrika Barat, Hewan yang Sudah Punah Sejak 2011

Badak Hitam Afrika Barat ditemukan di beberapa negara menuju wilayah tenggara Afrika. Dengan panjang 33.8 meter dan tinggi 1,4-1,7 meter, badak ini memiliki berat 800-1.300 kg. Hewan ini memiliki dua tanduk, satu berukuran 0,5 – 1,3 meter dan yang lainnya antara 2 – 55cm.

Makanan mereka adalah tanaman berdaun dan pucuk pohon yang sedang tumbuh. Beberapa percaya bahwa tanduk mereka dapat digunakan sebagai obat meskipun sampai saat ini tidak memiliki dasar dan fakta ilmiah. Hal ini pun menyebabkan perburuan besar-besaran.

Pada 1930-an dilakukan tindakan pelestarian untuk melindungi spesies tersebut, tetapi jumlahnya terus menurun. Badak Hitam Afrika Barat terakhir terlihat di Kamerun pada 2006. Badak ini dinyatakan punah secara resmi pada 2011.

Lumba-lumba Putih Baiji

Lumba-lumba Putih Baiji, juga disebut Lumba-lumba Sungai Cina, hanya dapat ditemukan di Sungai Yangtze di Cina. Mamalia ini bisa tumbuh hingga 2,4 meter dan beratnya mencapai 250 kg. Mereka mengandalkan ekolokasi untuk menavigasi dan berburu doa karena mata mereka yang kecil dan penglihatan yang sangat buruk.

Tinggal di Yangtze selama 20 juta tahun, jumlah mereka menurun drastis dari 1950-an dan seterusnya. Seiring industri China, sungai digunakan untuk memancing, transportasi, dan pembangkit listrik tenaga air yang memiliki pengaruh besar terhadap mamalia tersebut. Meskipun tidak secara resmi tercatat punah, tidak ada yang pernah melihat Lumba-lumba Sungai Yangtze sejak tahun 2002.

Ibex Pyrenea adalah salah satu dari empat subspesies Ibex Spanyol atau Kambing Iberia yang ditemukan di Semenanjung Iberia. Ibex akan tumbuh setinggi 60-76 cm di bahu dan berat 24-80 kg.

Mereka makan rumput dan tumbuh-tumbuhan lainnya. Mereka diperkirakan berjumlah 50.000 secara historis, tetapi pada awal 1900-an jumlahnya turun menjadi kurang dari 100.

Penyebab pasti kepunahan Ibex Pyrenean tidak diketahui. Namun, ilmuwan percaya faktor yang terbesar adalah perburuan dan ketidakmampuan untuk bersaing dengan mamalia lain untuk makanan dan habitat. Ibex Pyrenean terakhir terbunuh oleh pohon tumbang di Spanyol utara pada tahun 2000.

Artikel terkait: Mengenal Daur Hidup Hewan Beserta Jenis dan Contohnya

Berasal dari Amerika Utara, Merpati Penumpang telah punah sejak awal abad ke-20. Diperkirakan bahwa antara 3 hingga 5 miliar Merpati Penumpang menghuni AS ketika orang Eropa tiba di Amerika Utara. Namun, ekspansi permukiman yang dilakukan oleh ornag Eropa menyebabkan deforestasi massal yang mengakibatkan hilangnya habitat dan pengurangan populasi burung.

Pada abad ke-19 daging merpati dikomersialkan sebagai makanan murah bagi orang miskin yang mengakibatkan perburuan dalam skala besar terhadap merpati jenis ini. Merpati Penumpang mati di alam liar sekitar 1900 dengan individu terakhir yang diketahui meninggal di penangkaran pada tahun 1914.

Berasal dari Australia, Tasmania, dan New Guinea, Harimau Tasmania berbeda dengan harimau pada umumnya. Sebab, hewan itu memiliki penampilan seperti anjing berukuran sedang hingga besar. Ia memiliki berat 30 kg dengan panjang hidung hingga ekor hampir 2 meter.

Namun, garis-garis gelap membuatnya tampak seperti harimau. Hewan ini diyakini punah karena perburuan besar-besaran dan adanya aktivitas perambahan manusia ke habitatnya. Harimau Tasmania liar terakhir dibunuh antara 1910 dan 1920, dengan penangkaran terakhir mati di Kebun Binatang Hobart, Tasmania pada tahun 1936.

Dinamakan setelah George Steller, seorang naturalis yang menemukan makhluk itu pada 1741, Stellers Sea Cow adalah mamalia herbivora besar. Dipercaya bahwa Sapi Laut Stellers yang tumbuh setidaknya 8-9 meter dan berat sekitar 8-10 ton, menghuni Kepulauan Dekat, barat daya Alaska dan Kepulauan Komandan di Laut Bering.

Diyakini bahwa mamalia itu jinak dan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk makan rumput laut. Oleh karena ia tidak dapat menenggelamkan tubuhnya yang besar, hewan ini pun rentan terhadap pemburu manusia. Dalam 27 tahun penemuan oleh orang Eropa, Sapi Laut Steller diburu hingga punah.

Artikel terkait: 10 Hewan Paling Aneh di Dunia, Beberapa di Antaranya Belum Parents Dengar

Seekor burung besar dan tidak bisa terbang ditemukan di Atlantik Utara dan sejauh selatan Spanyol Utara. Ia memiliki tinggi rata-rata 75 hingga 85 cm dan berat sekitar 5 kg. Great Auk adalah perenang kuat yang mampu berburu di bawah air untuk mencari makanan.

Koloni terakhir Auks tinggal di Pulau Eldey dan pada 1835 mereka semua terbunuh. Burung terakhir dibunuh oleh tiga orang yang menangkapnya di St Kilda, Skotlandia pada 1844. Ketika badai besar melanda, mereka percaya bahwa auk adalah penyihir dan menyebabkan badai. Jadi mereka membunuh hewan tersebut.

Dodo adalah seekor burung punah yang menghuni Mauritius. Dodo memiliki tinggi sekitar satu meter dan beratnya mungkin 10 hingga 18 kg. Satu-satunya catatan yang ada tentang penampilan Dodo adalah melalui berbagai ilustrasi dan catatan tertulis dari abad ke-17 sehingga penampilan persisnya tetap belum diketahui secara pasti.

Diduga burung tersebut tidak dapat terbang karena ketersediaan sumber makanan yang melimpah (biji, akar dan buah yang jatuh) dan relatif tidak adanya predator. Pelaut Belanda pertama kali mencatat penyebutan dodo pada 1598.

Burung itu diburu hingga punah oleh pelaut dan hewan peliharaan mereka. Penampakan Dodo terakhir yang diterima secara luas adalah pada tahun 1662.

Mammoth adalah amalia yang sangat besar, diyakini berkerabat dekat dengan gajah modern. Nenek moyangnya bermigrasi keluar dari Afrika sekitar 3,5 juta tahun yang lalu, menyebar ke seluruh Eurasia utara dan Amerika Utara. Makhluk ini tingginya lebih dari 4 meter dan beratnya bisa lebih dari 6 ton.

Seluruh tubuh mereka ditutupi bulu dan taring melengkung mereka bisa dengan mudah mencapai panjang 5 meter. Mammoth akhirnya menghilang 10.000 tahun yang lalu melalui kombinasi perburuan oleh manusia dan hilangnya habitatnya karena perubahan iklim. Populasi Mammoth terakhir yang terisolasi diyakini telah menghilang dari Pulau Wrangel di Samudra Arktik sekitar tahun 1700 SM.

Artikel terkait: 11 Hewan Langka di Indonesia yang Harus Dilestarikan

Kucing bergigi Sabre

Sering disebut Harimau Bergigi Sabre atau Singa Bergigi Sabre, mereka hidup 55 juta hingga 11.700 tahun yang lalu. Kucing bergigi pedang adalah karnivora dengan gigi taring yang memanjang seperti pisau dengan ppanjang mencapai 50 cm. Memiliki bentuk seperti beruang, mereka diyakini sebagai pemburu yang hebat dan hewan buruan seperti sloth dan mammoth.

Kucing-kucing ini dapat membuka rahang mereka pada sudut 120 derajat – hampir dua kali lebih lebar dari singa modern! Diyakini kepunahan Kucing Bergigi Sabre mungkin terkait dengan penurunan dan kepunahan herbivora besar yang mereka buru. Penjelasan lain termasuk perubahan iklim dan persaingan dengan manusia.

Demikian beberapa hewan yang sudah punah. Untuk mencegah lebih banyak lagi hewan yang memiliki nasib seperti mereka, ajarkan anak-anak untuk melestarikan hewan ya, Parents.

Jenis-Jenis Hewan Bertulang Belakang, Yuk, Ajarkan pada Si Kecil

10 Hewan Terbesar di Dunia, Ada yang Beratnya Sekitar 180 Ton!

10 Hewan Purba Ini Ternyata Masih Hidup, Ada yang Lebih Tua dari Dinosaurus!

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

Laju kepunahan berbagai spesies semakin menakutkan. Tidak heran, jumlah hewan yang sudah punah kian meningkat.

Hilangnya satu per satu spesies dari muka bumi mengartikan berkurangnya satu per satu kekayaan ragam hayati yang ada di alam.

Pada akhirnya, kerusakan alam dan hilangnya spesies tidak bisa kembali seperti semula.

Para ahli bahkan memperkirakan bahwa setiap tahunnya, puluhan bahkan ratusan spesies punah di alam liar.

Kepunahan beberapa hewan juga disebabkan oleh berbagai faktor, terutama intervensi manusia lewat perburuan maupun perusakan habitat aslinya.

Baca Juga: Mengenal Ciri dan Karakteristik Hewan Mamalia, dan 15 Contoh Hewannya